Sabtu, 16 Mei 2009

Kearifan Budaya Jawa tentang Konservasi Alam dan Satwaliar


Sharing for wildlife kali ini mengambil momen peringatan Hari Bumi tanggal 22 April yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2009 karena bertepatan dengan hari minggu. Kegiatan yang diselenggarakan adalah dalam bentuk sarasehan dengan mengambil tema “Mitologi Jawa tentang Konservasi Alam dan Satwa Liar”. Sarasehan ini menghadirkan pembicara dari beberapa latar belakang yang berbeda, yaitu: Rosek Nursahid (Chairman ProFauna Indonesia), Harryadjie (Seniman dari Komunitas Perupa Peduli Lingkungan), Ki Ratmoko (Dosen Universitas Widya Kartika) dan Mulyadi Bromo Putro (Sesepuh Adat Desa Ngadas, Bromo).

 

Kegiatan berjalan lancar dan peserta banyak yang hadir. Peserta yang hadir dari kalangan mahasiswa, masyarakat sekitar P-WEC, guru dan siswa, budayawan, LSM lingkungan, wartawan dan sebagainya.

 

Berikut ini adalah notulensi hasil sarasehan:

 

Salah satu alasan mengambil topik karena masyarakat-masyarakat masih mempertahankan mitos-mitos atau ritual2 yang dilakukan masyarakat. Contoh sumber bendo yang masih mempertahankan ritual sedekah bumi yang biasanya dilakukan di sumber air. Jika tempat itu sudah dikeramatkan, maka tempat itu akan di jaga.

 

Bpk. Mulyadi Bromo Putro :

Satwa liar masih banyak sekali di TNBTS. Tapi sebelum dikuasai sebagai taman nasional, desa ngadas sudah ada. MAcan tutul, macan doreng, babi hutan, kijang, lutung masih banyak. Orang ngadas itu lugu dan jujur, jadi tidak berani membunuh. Kalau mereka diganggu, dan dirusak, binatang-binatang itu akan mengganggu desa tersebut. Seperti ternak, dll. Jadi hutan dilestarikan, sehingga desa ikut aman. Jaranan, jaranan kecak (upacara untuk anak kecil), bantengan, kebudayaan yang ada di ngadas. Kenapa binatang buas dekat dengan desa tidak mengganggu. Karena desa itu bersih. Jika ada anak hamil diluar nikah, akan ada binatang yang masuk ke desa. Jika ada binatang yang mengganggu akan ada kades2 dikumpulkan, akan diadakan operasi (upacara adapt ritual). Jika sudah aman dan bersih, binatang kembali ke hutan.

 

Bpk. Haryadie

Di Banyumas, ada satu desa yang mensakralkan ular. Jika mencelakakan ular akan kualat, atau pamali. Sedangkan di luar banyak yang menggunakan ular untuk obat, dll. Karena jika ular sampai punah, tikus2 akan menjadi hama. Di Yogya ada yang mengharamkan membunuh ular. Waktu jalan di Yogya di kaki gunung merapi, hati2, pohon besar jangan dirusak, karena ada penghuninya. Jika ada yang merusak pohon2 yang dikeramatkan, akan ada denda adat. Dalam pewayangan ada legenda naga. Di keraton2 yogya banyak dihiasi dengan patung2 naga. Ada 3 desa nelayan yang masih mengadakan upacara2 adat. 7 tahun yang lalu ingin melaksanakan kembali, tapi ketua dpr mengatakan bahwa upacara tersebut adalah syirik. Setelah diuji cobakan, hampir semua anggota DPR cocok, dan akhirnya di pertahankan. Pelestarian2 adat ini kadang terkendala dengan pemerintah yang memandang beda budaya2.

 

Bpk. Ratmoko :

Pertanyaan mitologi jawa apa masih ada. Alam yang rusak salah satu faktornya adalah hilangnya mitos yang ada.Dalam kehidupan jika memegang teguh mitos, manusia akan berjalan beriringan dengan alam. Mitos jawa, alam dimasuk didalamnya adlaah seimbang, selaras, harmonis. Wacana paling bagus adalah omongan atau gunungan. Hal yang lain yang masih berpijak pada mitos jawa, salah satu religiusnya adalah selamatan, yang tidak terlepas dari tumpeng. Pada abad 10-14 adalah gunung penanggungan, kemudian gunung lawu. Sampai saat ini adalah gunung merapi. Pada awalnya tempat2 yang dijadikan bersih desa atau yang dijadikan pemisahan antar dukuh dahulu adalah sumber air. Dengan menjadikan sumber air sebagai penandaan suatu perkampungan, maka itu adalah pelestarian alam. Bagaimana sumber alam bisa lestari. Kalau sekarang sumber air makin berkurang adalah makin rusaknya alam. Setelah Gerhana matahari total, pada bulan Maret, manusia mengalami gerhana hati dan pikiran. Setelah gerhana matahari total pada 1983, manusia sudah tertutup, dan rusaknya alam hatinya.Perilaku dimanfaatkan oleh pikiran otak untung dan rugi secara material. Sebelum tahun 1983, alam Indonesia masih baik, masih bisa dinilai 93. Kita mengenal konsep berburu.Pola kehidupan orang jawa tidak terlepas dari pitungan (hari), sasmito (pertanda). Dengan mengingat terus yang pernah dialami, orang jawa mempunyai primbon. Bukan peramalan atau prediksi tapi hasil mitoni. Primbon adalah salah satu yang diamati setelah adanya pertanda. Jika berburu harus mengikuti hari baik berdasarkan pitongan, maka satwa liar akan tetap lestari. Dalam mitologi jawa ada juga yang bersifat negative. Perburuan satwa liar yang dijadikan jimat, tapi penggunanya masih sedikit. Berkait dengan sasmito yang berkaitan dengan satwa liar. JIka satwa liar turun dari gunung, maka gunung akan meletus. Karena hewan tidak berpikir apalagi untung rugi. Hanya manusia yang tidak menggunakan otaknya, mereka tidak akan peka. Dampar gento=gigi gajah (gading gajah) tidak melibatkan kepunahan gajah.

 

Bpk. Rosek Nursahid :

Dalam perspektif ProFauna untuk menyebarkan virus melestarikan alam dengan budaya dan agama. Perlindungan satwa pertama kali oleh Inggris pada abd 18. Di Inggris ada UU melarang kekerasan terhadap binatang.Sebenarnya dalam perspektif agama dan budaya ada banyak perlindungan satwa liar. Dalam kitab Chandra kIrana. Banyak mitologi2 yang sangat konsern terhadap satwa liar, jauh sebelum Inggris ada peraturan itu. Ada banyak gelar yang menggunakan nama binatang. Ada gajah mada, kebo biru, dll. 100 raja puro tertulis ada kerajaan purwa carito yang hampir menguasai semua kerajaan jawa. Pada jaman itu ada 6 jaman kuno yang sudah dianut. Semua ada aturan dosa besar. Dilarang keras membunuh burung yang sedang kawin, membunuh binatang yang sedang hamil. Di agama bayu, yang sangat berdosa besar adalah membunuh serangga. Ajaran konservasi satwa sudah ada sejak lama. Ketika satwa liar masih melimpah ruah, sudah ada aturan yang mengatur. Aturan itu lambat laun sudah menghilang. Bahkan berburu, setiap hari, apa beradab kita membunuh tanpa ada aturan. Di suku Mentawai, tradisi itu sudah terjadi beribu tahun sudah berburu monyet. Mereka diharamkan membunuh monyet betina dan anak2 dan ada musim2 tertentu untuk berburu dan tidak boleh menjual hasil buruan. Tetapi ada pendatang yang katanya modern masuk, maka kebiasaan itu hilang.Sunan Kalijogo atau jawa kejawen yaitu tembang yang merupakan sebuah doa, mengambil pendekaan bahwa doa bisa dilakukan dengan bahasa jawa tidak harus bahasa doa. Doa untuk mengusir hama tikus, dll. Jika berdoa itu harus berpuasa lahir batin 24 jam. Setelah berpuasa, petani bertembang dan berdoa mengelilingi sawah. Setelah itu, sawah yang yang di doakan tersebut bebas dari hama babi. Sedangkan sawah yang lain diserang babi hutan. Doa yang diciptakan adalah mengusir hewan tersebut, bukan membunuhnya. Di banyak tempat juga ada kearifan2 mengenai satwa. Di Sumber bendo ada cerita dammar celeng. Dulu percaya, merka melakukan boro. Ketika mereka menemukan jagung yang daunnya terlipat, maka damar celeng, nanti malam celeng akan datang menyerang. Jika dammar yang terlipat di hilangkan, maka celeng tidak datang. Atas nama rabies, semua anjing dibunuh. Atas nama flu burung, semua unggas di bunuh. Seharusnya, dicegah bukan dibunuh. Sebuah wujud syukur masyarakat terutama petani karena Tuhan telah memberikan kehidupan. Terutama dilakukan di sumber air. Sumber air dimitoskan angker, maka tidak ada yang berani merusak. Air tidak akan ada jika tidak ada pohon. Beringin sangat disukai mulai dari makhluk hidup yang kelihatan sampai yang tidak kelihatan. Dalam mitos yang negative, penggunaan anggota tubuh untuk jimat, ProFauna pernah menyelidiki kukang, salah satu perdagangan kukang, mereka percaya, jika tengkorak kukang, mereka akan meolak orang menagih hutang. Kumis harimau sebagian dipercaya, maka wibawa kita akan bertambah. Orang jawa akan berwibawa jika ada kumis. Kulit harimau dipercaya kebal senjata, kotorannya punya kemampuan tertentu. Bahkan kemaluannya lebih berkhasiat daripada kemaluan buaya. Jika meminum kemaluan harimau yang sudah dikeringkan, akan menambah kekuatan seksual. Bangsawan jika bisa memburu badak, akan mendapatkan prestasi.

 

Diskusi :

Bambang (pedagang kaki 5)

Mengkritisi dibelakang pembicara, jika judul tersebut sudah ada jarak. Yang disebut alam itu apa, jika satwa liar itu bukan alam. Padahal kita bagian dari alam, satwa juga bagian dari alam. Dari Tengger, kita bisa mengambil kesimpulan. Mari kita berperilaku sederhana. Kita yang ada di alam ini adalah saudara. Perilaku adalah kejujuran bahwa kita adalah bagian dari alam yang juga rusak semuanya. China menjadi bangsa yang besar, karena mereka mempertahankan budaya.

 

Bpk. Sutrimo (Badan pengkaji kebudayaan jawa)

Kita bicara budaya jawa tidak terlepas dari etika jawa. Bagaimana penelitian atau karakter hewan yang harmonis dengan alam. Gunung Rilis meletus, dan pulau madura pisah dengan pulau jawa. Raja bisa meminimalisir jumlah kerugian materi. Harmoni alam adalah urgen. Bagian yang bisa dijadikan jimat adalah binatang yang mati tua, bukan karena mati dibunuh, karena tidak ada wibawa. Jika binatang mati tua,lebih berwibawa. Kalender jawa berdasarkan kejadian alam.

 

Rosek :

Satwa liar punya insting dan naluri, insting akan berjalan baik jika ekosistem berjalan normal. Jika semua tidak normal, mereka ada perilaku abnormal yang stereotif, yang dilakukan berkali-kali, yang tidak mempunyai fungsi. Satwa liar akan menjadi fungsinya di alam, ka ekosistemnya berfungsi baik. Kenapa babi hutan menjadi hama, karena predatornya tidak ada. Harimau Sumatera tinggal 400 ekor, dia punah secara biologi, karena dia tidak mempunyai kemampuan mengontrol populasi. Ketika terjadi tsunami aceh, termasuk ke Merapi, tim ProFauna menolong satwa di sana. Apa ada pertanda terhadap binatang, jika gunung akan meletus. Tidak ada pertanda karena satwa disana sangat sedikit.

 

Ratmoko:

Dalam sikap jawa, salam adalah untuk semuanya. Tidak untuk manusia. Orang jawa tidak pernah bermusuhan dengan setan, iblis.

POla makan manusia jawa. Sesuai dengan alam yang ada, tidak memerlukan daging hewan, tercukupi dengan tumbuh2an. Manusia di Pulau Jwa, sejak dulu tidak banyak menkonsumsi daging. Nasionalisme dipahami cinta bangsa. Pahamilah seperti orang jawa memahami kata bangsa. Bangsa hewan, bangsa jin. Jika mencintai hewan, alam, maka berkomunikasilah dengan mereka. Komunikasi tidak harus verbal. Jika haram dan halal, bersifat individu, bukan kolektif. Unsur tubuh hewan yang digunakan untuk jimat. Pada awalnya adalah anggota tubuh hewan yang mati tua. Tapi karena unsure ekonomi, dengan semangat menguasai manusia, mempunyai unsure untung rugi, terpaksa dibunuh.

 

Haryadie :

Tahun 50-60 an. Kita menganggap orang jawa punya perasaan, padahal kadang tidak punya perasaan. Di Jerman, waktu istirahat digunakan untuk makan 20 menit dan sisanya untuk memnerikan makan burung di hutan kota. Usulan bahwa pistol angin dibatasi penjualannya. Hukum perlindungan terhadap satwa peliharaan. Saat ini banyak orang yang membutuhkan kulit ular. P-WEC mungkin juga bisa berkoordinasi dengan BKSDA untuk anak2 muda pencinta ular.

 

Kristin dari (PRGR)

Yang paling diharapkan, apakah kita masih mau, kita masih bisa gak, untuk sumber air masih dilestarikan. Dalam agama apapun, pasti diajarkan untuk menjaga sumber air. Dekat banyak pohon, manusia tidak akan kekurangan air. Makhlus halus suka di antara-antara. Apapun di hutan ini adalah saudaramu, saudara tidak akan mengganggu. Anggaplah semua yang ada di alam adalah saudara.

Ari (GMNI)

Kenapa kita harus mengenalkan cinta pada lingkungan kepada agama yang mayor. Kearifan tradisional masih ada, Kenapa kita tidak mengoptimalkan kearifan dan tradisional di sini. Kepunden ancamannya adalah masyarakat mayor. Kenapa ProFauna tidak menggandeng paranormal. Banyak kejadian yang kesurupan, sangat efektif untuk pelestarian lingkungan hidup.

 

Tipuk (SMAN 10 Malang)

Meninjau kesuburan tanaman di sana. Siswa2sangat kagum terhadap kesuburan dan sopan santun di Tengger. Tidak ada anak2 yang menganggur, semua tanah pertanian di kelola dengan baik. Siswa yang tidak punya hati nurani mencemooh ekskul lingkungan hidup di sekolah.

 

Bimo (ketua persaudaraan budaya masyarakat jawa)

Bulan Juli hari senin pertama akan diberikan waktu untuk dialog di RRI. Kritikan dari komunitas, yang bilang selamatan di sumber air adalah syirik.

 

Umar (NTB)

Jika ada kejadian tindak criminal, bukan polisi yang bisa menangani, tapi dengan adat. Adat mengikat kita, bersaudara. Papua sampai saat ini bergejolak, karena adat.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar